Jakarta - Mobil sport listrik Tucuxi sejak beberapa
waktu lalu terus menuai kontroversi akibat kecelakaan yang dialaminya.
Kecelakaan itu menurut pencipta Tucuxi terjadi karena tim Menteri BUMN
membongkar sendiri mobil tersebut tanpa sepengetahuan Danet. Padahal
Danet sudah meninggalkan karirnya di Amerika demi membuat Tucuxi di
Indonesia.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengalami kecelakaan saat
mengetes mobil sport listrik Tucuxi yang masih prototype. Ketika sedang
mengetes Tucuxi, Dahlan Iskan mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan
beberapa waktu lalu.
Ketika itu, Dahlan mengatakan kalau rem
mobil ini blong dan sistem transmisi yang tidak menggunakan gearbox pun
dikatakan sebagai salah satu penyebabnya karena pengendara tidak bisa
menggunakan gaya perlambatan dari engine brake ketika rem bermasalah.
Namu
Danet membantahnya dengan menjelaskan kalau tidak benar bahwasanya
pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa
menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Dahlan. Sebab, Tucuxi menurut
Danet sudah diperlengkapi dengan motor controller yang mampu melakukan
pengereman mesin/motor atau menghasilkan regenerative braking
(pengereman regenerative).
Menurut Danet, ada beberapa cara
melakukan pengereman regenerative pada Tucuxi, yaitu mengangkat kaki
dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan dan/atau ganti driving
selection.
Dengan pengereman regenerative, mesin/motor akan
memperlambat kecepatan putarnya untuk berfungsi sebagai generator
mengisi ulang baterai.
Lebih lanjut Danet menjelaskan kalau
Tucuxi adalah mobil yang di desain tanpa menggunakan gear box (atau
multi gear transmission system).
Tucuxi didesain menggunakan
single speed reduction gear (satu gigi penurun kecepatan) sebagai
transmisinya. Transmisi satu gigi ini dipergunakan karena motor listrik
(AC atau DC) mempunyai range yang lebar untuk putaran motornya (wide
range rpm). Tucuxi mempunyai efisiensi tinggi pada motornya serta mampu
memperoleh torsi maksimum pada saat awal kendaraan melaju.
Penggunaan
single speed reduction gear pada kendaraan listrik banyak dilakukan
oleh berbagai kendaraan listrik dunia termasuk Tesla Roadster, Ariel
Atom Wrightspeed X1, Ford Focus Electric, Mitsubishi I-MiEV, Nissan Leaf
EV dan masih banyak lagi.
"Kami prihatin sekali menyaksikan
nasib dan bentuk Tucuxi saat ini. Selama pembuatan Tucuxi, saya pernah
tertidur didalamnya karena kecapekan, serta makan dan sholat didekatnya.
Niatan saya adalah ingin membantu pengembangan mobil listrik di
Indonesia dengan teknologi yang tidak ketinggalan dari negara maju
lainnya," sesal Danet dalam pernyataan resminya.
"Memang tak
semua parts dari Tucuxi adalah parts yang canggih, akan tetapi integrasi
berbagai parts tersebut ke dalam suatu mobil Alhamdulillah menghasilkan
mobil yang cukup handal dan mampu melindungi penumpang dan baterai
ketika tabrakan serta menghasilkan mobil listrik yang mampu berlari
kencang," katanya lagi.
Danet juga menjelaskan kalau tujuan
pengembangan mobil mahal dan handal ini adalah untuk menunjukkan kepada
publik bahwa kita (bangsa Indonesia) mampu melakukan rekayasa teknologi
yang sulit dan kompleks sebelum nantinya membangun mobil listrik yang
lebih terjangkau bagi masyarakat atau transportasi publik.
"Dana
sebesar Rp. 2,89 milyar yang dikeluarkan selama pembuatan kendaraan ini
kami pergunakan untuk pembelian peralatan, parts, pembayaran supplier
(mayoritas pembayaran pada Kupu-Kupu Malam dengan memberikan 20% profit
margin sesuai dengan permintaan mereka), biaya operasional dan biaya
masuk pabean," aku Danet.
"Saya ikhlas selama mengerjakan proyek
Tucuxi ini tanpa mengambil gaji/keuntungan dan harus melepaskan
karir/gaji di AS," cerita Danet.
"Saya rela melakukannya karena
inilah janji saya ketika pulang ke Indonesia (setelah kedua kalinya)
untuk membawa teknologi yang saya ketahui bagi kepentingan masyarakat
dan kemajuan Indonesia," ujar Danet.
Namun pengorbanan Danet itu
dikatakannya seperti tidak diakui. Sebab, Tuxuci dibongkar tanpa
sepengetahuannya hingga akhirnya menyebabkan kecelakaan.
"Inilah
cerita sedih mobil listrik Tucuxi; penciptanya disingkirkan setelah
mobil jadi, teknologinya dibongkar, mobilnya hancur luarnya," lugas
Danet.
Danet pun berharap kalau dengan adanya kecelakaan ini
tidak menghapus kenyataan adanya pembongkaran oleh pihak Kupu-kupu Malam
dan pihak Dahlan.
Dia pun lalu menunjukkan beberapa foto bukti pembongkaran yang tidak hanya terjadi pada system rem Tucuxi.
Kupu
Kupu Malam sendiri menurut Danet adalah pengrajin karoseri lokal yang
diajak untuk bekerja sama dengan perjanjian tertulis. Kupu Kupu Malam
ini menurut Danet dipimpin dan dipunyai oleh Rudi Purnomo, yang notebene
pegawai Waskita Karya (WK), kontraktor nasional dibawah Kementerian
BUMN, yang dalam hal ini banyak hari-hari kerjanya juga dipakai untuk
mengurus dan mencari spare-parts kemana-mana, tidak hanya hari
Sabtu-Minggu saja.
"Tidak ada core engineer (automotive engineer)
atau bahkan seorang insinyur-pun didalam Kupu-kupu Malam. Kami sangat
mengkhawatirkan kompetensi Kupu-kupu Malam ketika tim pak Dahlan Iskan
(c.q. pak Amik yang keponakan pak Dahlan dan Ricky Elson sebagai lead
engineernya) menyerahkan pembongkaran tersebut pada mereka dengan dalih
penyempurnaan," kata Danet.
"Pada saat itu, saya dan tim masih
standby di Jakarta menunggu untuk melakukan penyempurnaan/pemeliharaan
yang ternyata dengan diam-diam mobil sudah dibawa ke Jogja dibawah
pimpinan pak Amik. Kami dibodohi dan dibohongi ketika menunggu di
Jakarta," sesalnya.
"Kami masih sangat menyesalkan pembongkaran
kendaraan yang dilakukan oleh tim pak Dahlan Iskan (dikepalai oleh pak
Amik/keponakan pak Dahlan) dan Kupu-Kupu Malam tanpa sepengetahuan kami.
Pembongkaran ini juga mengakibatkan berubahnya banyak system kendaraan
mulai dari rem, dua airbag (pengemudi dan penumpang), power steering,
battery system dan battery monitoring system serta lainnya," ujar Danet.
Menteri
BUMN Dahlan Iskan dalam jumpa pers beberapa hari lalu menyebutkan,
timnya tidak melakukan modifikasi apa pun pada Tucuxi dan tidak
membongkar untuk mencuri teknologi Tucuxi.
"Apanya yang mau
dicuri? Ini bukan modifikasi, ini reparasi, reparasi dari
kekurangan-kekurangan yang juga sudah saya sampaikan kepada beliau,"
tutur Dahlan kepada para wartawan di Cafe Galery Kompleks Taman Ismail
Marzuki (TIM ) Jl. Cikini Raya No. 72 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa
(8/1/2013).
Menurutnya, timnya hanya sekedar memperbaiki beberapa
komponen yang dinilainya mengalami masalah saat dilakukan pengujian di
Senayan beberapa waktu lalu.
"Pembongkaran itu hanya memastikan
dan memperbaiki beberapa komponen saja. Terutama mereparasi rem agar
lebih kuat. Jadi saya bukan mencurinya tapi mereparasi rem lebih
tepatnya," katanya.
Sumber : oto.detik.com