Pulau Hantu yang Tak Pernah Ada


http://statik.tempo.co/data/2012/11/06/id_149270/149270_475.jpg 
Sydney -Penjelajah samudra kerap bermimpi menemukan pulau-pulau baru. Namun grup peneliti dari Australia malah "menemukan" pulau yang sebenarnya tak pernah ada.

Pulau Sandy tercatat di dalam Google Earth sebagai daratan yang teronggok di antara Australia dan Kaledonia Baru. Berbagai peta laut dan peta dunia juga mencatat pulau yang berada di Laut Coral di Pasifik Selatan itu. Berbagai publikasi ilmiah dalam satu dasawarsa terakhir pernah menyebut Pulau Sandy.

Ekspedisi ilmiah selama 25 hari yang dipimpin ahli geologi University of Sydney, Maria Seton, berlayar di tempat pulau itu seharusnya berada. Apa lacur, mereka tak menemukan daratan di sekitar lokasi.

"Kecurigaan muncul ketika kapal mendeteksi kedalaman 1.400 meter di tempat yang seharusnya ada daratan," kata dia. "Padahal Google Earth mengindikasikan ada pulau besar di situ."

Pulau Sandy pun seolah menjadi pulau hantu yang tercatat di peta tapi tak pernah ditemukan. Menurut Seton, pulau ini bisa saja muncul akibat salah catat. Namun kesalahan ini dipertahankan karena ahli kelautan menjadikan catatan awal sebagai acuan pada pembuatan peta baru.

Ahli geologi dari University of Western Australia, Steven Micklethwaite, punya cerita lain. Kapal Southern Surveyor yang mereka tumpangi ternyata berlayar mulus membelah lautan di titik keberadaan pulau. "Ketika itu kami tertawa geli," kata dia. Semberi tergelak, para peneliti tetap mengumpulkan data dasar laut. Nantinya, data ini akan diserahkan kepada otoritas kelautan untuk dipakai mengubah peta dunia. Pulau Sandy pun akan hilang dari peta.

Manajer produk Google Maps untuk Australia dan Selandia Baru, Nabil Naghdy, ikut menanggapi ketidakberadaan Pulau Sandy. Menurut dia, Google Earth menampilkan pulau ini setelah berkonsultasi dengan berbagai otoritas pemetaan dan data komersial sebelum membuat peta. "Dunia selalu berubah. Mengikuti perubahan ini merupakan perjalanan tak berujung," kata dia memberi alasan.

Ia menganjurkan pengguna Google agar memanfaatkan fasilitas "Report a Problem" yang ada di pojok kiri bawah peta. Laporan ini nantinya akan dikonfirmasi dengan pengguna atau penyedia data pemetaan.


Sumber : http://www.tempo.co

This entry was posted by Unknown. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Powered by Blogger.